Sabtu, 19 April 2014


Minggu, 20 Oktober 2013

Museum Tri Daya Eka Dharma

Museum Tri Daya Eka Dharma

Didepan Taman Panorama terdapat sebuah museum yang bernama Museum Tri Daya Eka Darma. Museum ini merupakan salah satu sarana komunikasi antar generasi untuk mewariskan nilai-nilai juang 45. Di museum ini dapat kita saksikan peninggalan sejarah seperti pesawat, senjata, sarana komunikasi serta foto perjuangan sewaktu melawan penjajah Belanda dan Jepang dan lain sebagainya.

Rumah Kelahiran Bung Hatta

Rumah Kelahiran Bung Hatta

Rumah ini merupakan duplikat dari bangunan lama yang sudah hancur. Bangunan ini dibangun tahun 1994, kerjasama Pemerintah Kota Bukittinggi dengan Universitas Bung Hatta Padang. Rumah ini merupakan tempat kelahiran Bung Hatta, salah satu proklamator RI, terdiri dari 2 lantai.
 Rumah ini salah satu museum yang patut dikunjungi. Selain itu rumah ini telah masuk menjadi Cagar Budaya Kota Bukittinggi yang dilindungi sesuai dengan Undang-undang No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya  dan Perwako No. 2 tahun 2012
Lokasi Rumah Kelahiran Bung Hatta sangat mudah dijangkau, berada di tepi jalan jl Soekarno Hatta no. 37. (daerah pasar bawah kota Bukittinggi).

Museum Saintific Sejarah Alam Bawah Tanah.

Museum Saintific Sejarah Alam Bawah Tanah.

Di dalam Lubang Jepang akan dibuat sebuah museum yang bernama Museum Saintific Sejarah Alam Bawah Tanah. Di Museum ini akan diletakkan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah terbentuknya bumi yaitu antara lain fosil-fosil, batu-batuan, mineral-mineral dll. Benda-benda tersebut diperoleh antara lain berkat kerjasama dengan Jerman, Belanda, Australia, Amerika Serikat dan untuk dalam negeri bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjajaran.

Jembatan Limpapeh

Jembatan Limpapeh

Sebagai penghubung antara Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort De Kock maka terdapat sebuah Jembatan yang bernama Jembatan Limpapeh yang dibangun dengan konstruksi beton dengan arsitektur atap yang berbentuk gonjong khas rumah adat MinangKabau. Jembatan ini berdiri di atas Jalan A. Yani dan dari sini kita dapat menyaksikan keindahan alam Bukittinggi dan keramaian Jalan A. Yani.
 

Wisata Benteng FOrt De Kock

Benteng Fort De Kock

Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Markus De Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya perang Paderi pada tahun 1821-1837. Disekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19. 

Wisata Taman Panorama Bukittinggi

Taman Panorama

Taman Panorama yang baru saja selesai direvitalisasi berlokasi di Jl. Panorama yang berjarak 1 Km dari pusat Kota Bukittinggi. Dari dalam taman ini kita menikmati pemandangan yang indah dan mempesona terutama kearah lembah Ngarai Sianok dengan latar belakang Gunung Singgalang. Di lokasi ini terdapat kios-kios souvenir khas Minangkabau, warung makanan dan minuman, tempat duduk permanen, parkir dan fasilitas lainnya.